Jumat, 27 Desember 2013

Peringati Hari Ibu; WSC Bagikan 250 Bunga

Peringati hari ibu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woman Studies Center (WSC) berbagi 250 bunga handmade di kampus UIN Bandung. Selain kegiatan bagi-bagi bunga, ada pula kegiatan mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi memberikan tandatangan di kain putih yang disediakan panitia. Diakui Ira selaku Ketua WSC, bahwa kegiatan peringatan hari ibu merupakan acara rutinan. "Kalau bagi-bagi bunga kaya gini udah jadi acara rutinan tiap tahunnya, ya untuk memperingati hari ibu." jelasnya ketika ditemui di tempat kegiatan (23/12). Kegiatan peringatan hari ibu pun, mendapatkan apresiasi positif dari mahasiswa seperti yang di ungkap Gery Mahasiswa Teknik Informatika (TI). "Bagus acara nya, perlu diapresiasi. Untuk mengingat jasa ibu kepada anaknya" ujar Gery.

Partisipasi tanda tangan dari mahasiswa UIN.


Mahasiswa TI yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan peringatan hari ibu.

Panitia yang tengah meramaikan kegiatan.

Mahasiswi berpartisipasi dalam kegiatan pengitan hari ibu.

Ira-Ketua WSC.

Mahasiwa turut berpatisipasi memberikan tanda tangan.

Foto : Nita Juniati 

Kamis, 26 Desember 2013

Kecamuk Asa


Kata terlambat, hanya untuk orang-orang patah semangat. (nita)
Oleh : Nita Juniati
“Bosan”, kata itu yang berulang kali ku ucap. Tak senang lagi, jika harus bermain dan merangkai kata. “Aku bukan penulis hebat”, kata ku keras dalam dada. Aku memang tak punya bukti apapun, tak senang aku dengan dunia yang harus ku tekuni. Penulis, bukan menjadi pilihan menarik bagi ku. Tepatnya aku tak punya cita-cita tepat, masa depan yang masih abu. Kau tau abu-abu itu tak hitam serta tak putih. Berkali-kali ku menggelengkan kepala, menatap kegalauan yang hadir dipertentangan hati ini.
            Aku ingin, mata ku terpejam sejenak dan ketika ku bangun aku sudah hadir di surga-Nya disambut dayang-dayang manis dan bercahaya. Malas, aku sudah malas menemui arti hidup yang tak jelas ini. Teman ku sempat berkata, “jika kau ingin bebas, tulis dan ekspresikan sebebas-bebasnya tentang apa yang mau kau curahkan” katanya seakan memberi ku semangat. Namun sayang, aku bukan seseorang yang perlu motivator. Aku cukup tegas ketika itu, hati serta pikiran ku sudah cukup jelas “aku tidak suka menulis”.
            Lingkungan ku memaksa untuk terjun menulis. “menulis...menulis...menulis..” sekali lagi ingin ku muntah kan kata “bosan” yang sudah tak tertampung lagi dimulut ku. Membudah, saking bosan nya aku mendengar kata “menulis, penulis”. Aku sudah merasa salah jalan, berada dilingkungan seperti ini. Jika tekad ku kuat aku akan lari ke ujung dunia. Namun, aku tak punya banyak tenaga untuk sampai ke ujung dunia dengan berlari. Bahkan aku tak tau dimana letak ujung dunia. Referensi pun aku tak punya, jika diharuskan bertanya gengsi ku lebih besar.
            Beginilah cara ku mengekspresikan sebebas-bebasnya, biarkan hanya aku yang tau dan mengerti. Ini bukti, bahwa aku tak senang dengan dunia menulis. Aku tutup mata, dengan lingkungan yang memaksa sesuatu yang tak ku suka. Habislah aku dimakan waktu, tak ada yang menyadarkan ku dari gelapnya debu. Biarkan orang-orang semakin merasa tabu. Jelaskan saja aku memang tak menggebu.
***
            Hampir tiga tahun aku berada dilingkungan yang memaksa ku untuk giat menulis. Aku sempat tutup mata dengan keadaan itu, namun seseorang menarik ku untuk menyukai dunia menulis. Aku biasa saja, tak tertarik atau bahkan ingin mendalami dunia menulis. Aku sadar betul, bakat ku tak ada pada bidang itu. Sesekali aku memang mencoba melawan, dan sudah terbukti bahwa tidak ada hasil yang memuaskan.
            Sudah dua kali, tulisan ku ditolak oleh media. Aku yakin benar, tulisan ku tak layak cetak. Jelas saja, aku semakin tidak senang dengan dunia menulis. “menulis itu sulit, menulis itu bikin mumet, menulis itu ribet, pokoknya aku gak suka” gumam ku yang secara rutin ku katakan setiap kali membuat tulisan. Aku merasa semakin jatuh ketika tau tulisan-tulisan teman ku di muat di media, sedangkan aku? Tak satupun tulisan ku bisa disajikan di media. Aku cukup mengelus dada tanpa ada tanda tertarik atau termotivasi.
            “tulisan mu bagus, ada baiknya kalau kamu bikin blog. Ya minimal untuk wadah tulisan-tulisan yang gak dimuat di media.” Kata seorang laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih dan bersenyum manis. Aku tak kenal seseorang itu, bahkan mukanya saja asing dimata ku. Dia memuji tulisan yang acak-acakan di kertas kumal yang sempat aku  remas. “blog?” aku kebingungan dengan nama itu. Laki-laki itu tersenyum, setengah menyindir ku “iya blog, kamu bikin aja asal ada koneksi dengan internet dan kamu punya gmail semua akan mudah” jawabnya serasa mudah.
            “kalau kamu ngeblog, setidaknya kamu bisa mengeksplorasi ide-ide cemerlang kamu, atau apapun bisa kamu tulis sesuai keinginan mu .....” tambahnya menjelaskan panjang lebar tentang blog. Lama-lama aku semakin merasa laki-laki itu “seles blog”,aku cukup tersenyum-senyum dengan sedikit menampakan muka bego didepannya. Aku bergegas pulang kerumah, dengan berjibun  tugas yang harus ku kerjakan.
            Seperti biasa pekerjaan ku selalu berada didepan layar komputer, selain mengerjakan tugas sedikit merefresh otak dengan sekadar bermain games. Namun tidak dengan kali ini, aku menjadi penasaran akut. Aku mencari modem diantara tumpukan buku dimeja belajar, mencari ditumpukan bantal diatas kasur. “Oh my god, modem nya gak ada” kata ku sambil bercucuran keringat, kebingungan setengah abad mencari modem. Aku terkujur lemas, diatas kasur lelah mencari modem yang tak kunjung ku temui.
            Tiba-tiba seakan ilham datang menghampiri, “aha... sepertinya aku ingat” sambil terbangun dari kasur dan melangkahkan kaki menuju sebuah tempat diujung kamar. Akhirnya aku menemukan modem, yang aku taruh di lemari dan ku selipkan diantara baju-baju. Aku memang sengaja, menyelipkan modem ditempat yang sulit terjamah.Karena kakak ku suka menghambiskan kuota modem dan tak bertanggung jawab mengisinya kembali.
            Kembali aku duduk di depan layar komputer, mengaktifkan koneksi internet, tanpa pedulikan apapun aku langsung membuka googlechorme dan mencari cara membuat blog, bahkan aku masih bertanya blog itu apa. “Arrrgggghhhhh sial...... koneksi internetnya gagal terus” teriak ku kesal. Pikiran negatif ku langsung tertuju pada kakak, kakak memang selalu tau dimana aku menyimpan modem dan menghabiskan kuota.
            Aku kembali menjadi malas, malas melakukan segala aktifitas. Namun kasihan komputer yang sudah ku nyalakan, dan aku mencoba melawan segala macam setan-setan malas yang menghadang. Aku mulai membuka Ms. Word dan mencoba menguntai kata demi kata. Aku senang dengan sastra, menulis apa yang aku lihat dan aku rasa. Baru menyelesaikan satu kalimat, aku sudah kembali merasa pusing, apalagi yang bisa aku tulis. Kumatikan saja komputernya, tak tahan dengan rasa kesal dan pusing. Aku bergegas menuju kasur dan membaringan badan.
            Wajah ku tepat memandang langit-langit kamar, memikirkan laki-laki tadi. Dia bilang tulisan ku bagus, sepertinya dia meledek tulisan ku yang jelek luar biasa. Namun biarlah, bukan hal yang aneh jika orang lain meledek tulisan ku. Ada hal yang lebih membuat penasaran, “blog” aku masih bingung dengan blog. Apa yang bisa aku tuangkan pada blog, sedang kata laki-laki tadi blog itu adalah sebuah wadah untuk mengeksplorasi ide-ide cemerlang.
            Ku ambil secarik kertas, dan kembali melanjutkan tulisan yang tadi sempat ditulis di komputer. Aku menuliskan sesosok laki-laki tadi, yang membuat ku bertanya-tanya tentang blog. Hanya membuat sebuah puisi, namun berulang kali aku mengganti kertas, dan mencurat-coret tulisan ku. Rasa sulit kembali bergemuruh dalam dada, namun aku mencoba untu menepis semua itu.
Sedikit demi sedikit untaian kata mulai bisa terbaca. Aku hanya menaruh maksud yang tersirat. Apapun kata orang, tentang tulisan ku, aku harus bisa menerima. Ternyata tidak ada yang sulit, setelah mencoba. Aku hanya butuh beberapa waktu untuk menjawab rasa semangat ini.
***
Penasaran Akut
Oleh : Nita Juniati
Manis, rasanya kata itu manis ku dengar
Rasanya mata itu menunjukan hal yang lain
Aku menjadi tak tentu rasa
Memikirkan hal manis yang sosok itu katakan
Biarkan aku diam sejenak
Menyambut kata baru yang terucap
Biarkan aku menggebu mencari,
Mencari arti kata yang dia beri
“blog”
Apa itu, sebuah benda ataukah sifat
Dia katakan “blog” itu wadah
Ide cemerlang bisa ku tuang didalamnya
Buat aku bertanya keras
Sampai hati tak jua terhenti
Hingga ku merasa
Mengidap penasaran akut
***
            Akhirnya aku bisa menyelesaikan tulisan aneh ku, disecarik kertas. Gara-gara laki-laki yang tak ku kenal tadi. Aku baca berulang, tulisan yang baru ku selesaikan. Aku tersenyum, dan merasa lega. Aku hanya merasa senang, karena aku bisa melawan setan-setan yang menghadang. Aku tak perduli dengan hasil tulisan ku, yang aneh itu. Terpenting aku bisa mengeksplorasi rasa penasaran.
            Semangat ku kembali menggebu. Mataku langsung mengarah pada layar komputer. Terbangunlah aku dari kasur, lalu melangkah menghampiri komputer, dan kembali menyalakanya. Kembali membuka Ms. Word dan mengetik tulisan yang telah ku selesaikan disecarik kertas tadi. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, setelahnya penasaran ku terhadap “blog” masih saja menggebu.
Rasanya aku menemukan hal lain, seakan aku punya mimpi. Ku lihat waktu yang terus bergulir, tidak ada ya g terlambat mengejar asa.  Aku harus tau, apa itu blog dan segera membuatnya. Ketika media tak menerima tulisan ku, seperti laki-laki yang tak ku kenal itu katakan, aku bisa mengekplorasi ide–ide cermalangku lewat blog.

Menggebu-gebu lah rasa yang ada dalam diri. Ternyata menulis itu tak sesulit yang aku pikirkan. Hanya saja, aku tak mau bangun dari rasa yang telah jatuh. Tulisan ditolak di media, seharusnya menjadi cambuk untuk lebih semangat. Aku jadi semakin menggebu untuk segera membuat blog dan menuangkan ide-ide cermalang lewat tulisan. Secara terpaksa aku harus mengisi pulsa modem. Sayang uang didompet ku tak lebih dari Rp 10.000,- .

Jumat, 20 Desember 2013

Bedebah

Oleh : Nita Juniati

Kejam!!!
Siapa bilang kau kejam?
Aku senang, bermain tanda
Jangan bilang, aku kejam
Aku tak bilang kau kejam, tuan
Aku mencium wewangian
wangi tikus busuk!
Aku memandang keindahan
indah nya sampah yang menggunung!
Lihat !!!!
Lihat, kerah kemeja mu tuan
Ada lubang air mata, yang kau abaikan
Lihat !!!!
Lihat, mengkilatnya sepatu mu tuan
Ada tangan-tangan merangkak ketakutan
Anggap saja dunia ini milik mu, tuan
Hati-hati, telunjuk mu sakral
Sejauh mana kau debah
Kami, kami ini


Minggu, 15 Desember 2013

Sungai Cikapundung

 Prolog :  
          Awal bulan desember 2013, saya lupa tanggal berapa.Ceritanya saya akan liputan untuk jurnal TV, namun saya belum mempersiapkan apapun termasuk topik apa yang akan saya liput. Saya dan salah satu teman kelas saya, sebut saja Masitoh. Bertekad saja melanjutkan perjalanan, kami naik angkot Sukajadi dari Alun-alun Bandung dan kami turun di PVJ. Kami berjalan  cukup jauh, menyusuri jalanan yang sedikit becek. Sampai di Jembatan Surapati, dan kami masuk ke bawah jembatan, dimana ketika itu keadaan di bawah jembatan cukup denting. Kami melanjutkan perjalanan dan ternyata kami masuk pemukiman warga yang bergitu padat. Bahkan gang-gang yang kami lewati, sangat sempit sekali. Ternyata disana kami menemukan aliran Sungai Cikapundung. Lalu datang lah sebuah ilham kepada kami, untuk meliput Sungai Cikapundung. Kami langsung meminta izin kepada RT setempat untuk mengambil gambar, dan kami diperbolehkan walau langsung di usir dari rumahnya. Alhamdulillah atas izin Allah dan semua pihak yang mrndukung, saya dan Masitoh bisa menyelesaikan liputan yang tak lepas dari godaan serta rintangan yang menghadang. Walaupun dengan hasil yang jauh dari maksimal, saya masih tetap bersyukur karena saya masih bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Alhamdulillah

SELAMAT MENYAKSIKAN



Sabtu, 07 Desember 2013

Identifikasi dan Pengumpulan Barang Bukti

Ditemukan bayi yang sudah tak bernyawa di dalam tas, di warung pinggir jalan di daerah Cipadung, Kota Bandung. Diduga bayi dibuang sekitar satu atau dua hari yang lalu, karena menurut warga setempat warung tersebut sudah tutup selama dua hari ini. Mayat bayi yang ditemukan menimbulkan bau busuk yang sangat menyengat. Polisi masih dalam proses indentifikasi serta pengumpulan barang bukti (07/12).







Dokumen : Nita Juniati

\

Minggu, 01 Desember 2013

Pembangunan UIN Sgd Bandung


Menanggapi, serta memberi solusi untuk kampus kita. Mengapa tidak, berbagi informasi dengan Kupas Kampus.
Kupas Kampus kali ini, menanggapi mengenai pembangunan UIN Sgd Bandung. Bagaimana tanggapan, serta solusi dari mahasiswa UIN Sgd Bandung? mari kita simak liputan Kupas Kampus edisi perdana
.




Selasa, 26 November 2013

Bermalam di Kota Angin "Majalengka"














Dokumen : M Rizky TS

Nyaah Ka Mamah Sareng Ka Bapak





Dokumen : Pribadi 

Brithday Moment with My Friends 2012








Dokumen : Pribadi

Sungguh

oleh : Nita Juniati

Tuhan ciptakan kedua bola mata
untuk melihat hal terindah
Tuhan ciptakan hati
dan berikan keleluasaan untuk berperasaan

Namun aku tak pernah sadar
Engkau ciptakan titik terang
ditengah gelap gulitanya keadaan
bukan sulit, hanya lelah mencari

Lelah melangkah, percuma terdiam!
sesal ku yang tak tampak
merobek tangisan tak berair mata
sungguh .....
teka-teki Mu Indah

Sabtu, 23 November 2013

Mengukir Prestasi dari Hobi Sederhana

Oleh : Nita Juniati

           Fahmi Islami, dengan sosoknya yang periang  memiliki beberapa hobi sederhana. Diakuinya menggambar menjadi salah satu hobi yang ia sukai sejak kecil. “sejak kecil suka iseng-iseng ngegambar super hero dibuku” ujarnya ketika ditemui di gedung Z UIN Bandung (15/05). “Hobi menggambar bagi saya, untuk mengeksplorasi unek-unek yang ada dan dituangkan dalam gambar” tuturnya.
                Menggambar tak hanya menjadi sebuah hobi yang membatu. Keahliannya dalam menggambar, mengukir sebuah prestasi baginya. Beberapa kali karyanya di muat di salah satu media massa nasional. Namun, sampai detik ini laki-laki asli Bandung itu belum pernah mengikuti kompetisi gambar. “ jadi ya hobi saya bukan untuk dikompetisikan, dan memang belum kepikiran untuk mengikuti kompetisi dibidang itu” ungkapnya sambil tersenyum kecil.
                Tak sampai disitu, selain hobi nya dalam menggambar laki-laki kelahiran 20 Agustus itu memiliki hobi bermain bola. Baginya bermain bola dan menggambar adalah suatu hal yang mirip-mirip. “menggambar itu menggoreskan coretan menjadi sebuah karya begitupun main bola membuat drible-drible agar mencetak gol untuk sebuah kemenangan”.
                Lain dengan hobi menggambar yang belum pernah diikut sertakan dalam kompetisi. Hobi bermain bola justru ia mengikuti beberapa kompetisi. Nama nya pernah tercatat sebagai pemain terbaik dalam liga sepak bola antar jurusan se-UIN Bandung tahun 2011. Hobi nya yang sederhana jelas mengukir prestasi baginya.
                Hobi nya dalam menggambar dan bermain bola. Bukan berarti ia tidak menyukai dunia tulis menulis yang menjadi salah satu keharusan mahasiswa jurnalistik. Ia pun mulai menekuni dunia menulis. “ Kalau buat nulis, suka sih. Tapi saya lebih suka nulis sastra” aku salah satu mahasiswa jurnalistik 2011 itu.
                Dalam hobi-hobi sederhana yang dimiliki nya, ia membuat rencana untuk menggabungkan hobi nya menjadi sebuah karya. “rencana dekat-dekat ini pengen buat komik, dimana dalam komik itu menceritakan tentang kompetisi bola” paparnya. Hobi menggambar, menulis, dan bermain bola bisa ia satu padukan dalam komik yang akan segera ia garap. Menurutnya kunci dari ukiran-ukiran prestasi, bukan dari bisa atau tidak bisanya meraih prestasi tetapi mau atau tidak meraih nya.

Jumat, 15 November 2013

Tidak Sendiri

Oleh : Nita Juniati

Udara yang cukup dingin dengan sedikit gemuruh suara-suara merdu anak adam. Bercerita asyik dari segala sudut, sedikit menemani kegundahan. Selain itu ku dengar merdunya kicauan burung, serta petikan gitar yang cukup menghibur. Namun sayang, seseorang yang ku tunggu tak jua datang menemani. Aku sendiri disini, tiada yang menyapa atau menghampiri kesendirian ini.
Bagaimana bisa aku terus berdiam sendiri, ditengah cuaca dingin nan segar ini. Aku butuh kawan untuk sekedar bercakap. Aku butuh kawan untuk sekedar berbagi senyum serta sendu. Namun ditengah kesendirian ini ada sesuatu yang cukup buat ku tersenyum kecil. Dari balik pintu hijau yang tak jauh dari pandangan ku, keluar beberapa orang laki-laki yang tengah memayang seorang perempuan yang pingsan. Beberapa detik aku terhipnotis melihat kejadian itu, namun tak lama dari itu aku segera tersadar. Seperti tak ada wanita-wanita kuat yang mampu memayang seorang wanita yang pingsan itu. Aku hanya sedang berpikir mengenai orang-orang diluar sana, yang sama-sama seperti ku melihat kejadian itu.
                Hahahaha.... sudah lupakan saja. Kembali dengan kesendirian ini. Aku seperti kehabisan cerita, melihat sekitar yang sama-sama saja. Padahal aku tau dia tidak akan hadir dipagi ini. Aku pun tak mengerti mengapa aku begitu senang dengan keadaan yang selalu menunggu sesuatu yang sudah pasti tidak akan menemui ku. Aku kehabisan jalan, kemana seharusnya aku melanjutkan perasaan ini. Padahal cukup disini, aku tak mau lagi melanjutkan rasa yang jelas tak terbalaskan.
                Aku masih cukup sadar diri untuk sekarang ini. Namun aku tak kuasa lagi melihat dia, bukan kah biasanya aku bersikap biasa menemui orang yang ku kagumi. Bahkan tak banyak orang yang bisa melihat bagaimana perasaan ku yang sebenarnya. Tapi kini seakan aku menceritakan semua hal yang ada dalam diri, semua ku katakan begitu terang walau memang tak mengalahkan terangnya mentari.
                Masih saja aku terbayang-bayang dengan senyumnya, yang memesona di bola mata ku. Suara musik dibelakang ku begitu merdu saja, menemani kesendirian ini. Seakan sedang berada dalam layar lebar, dengan soundtrack yang mewakili perasaan ini. Pikiran ku memberikan dua pilihan, tetap diam disini menunggu yang tidak akan datang atau segera lati dari tempat ini dan mencari suasana baru. Walau masih tetap dalam kesendirian.

                Sepertinya aku salah membuat motivasi, “jangan takut untuk bermimpi”. Sampai buat ku terus bermimpi, jelas saja aku tak mau bangun dari mimpi-mimpi yang tak nyata ini. Begini lah keadaan seorang wanita yang tengah terbuai dengan hati yang dinanti. Namun ini sedikit buat ku nyaman dibalik beban besar yang tengah menghadang. Ku akhiri saja cerita pagi ini, ku sudah ditemui kedua teman ku yang kembali mengajaku diam diteras sebrang sana. 

Pena dan Kertas

Oleh : Nita Juniati

Inspirasi yang dinanti-nanti
Menatap sekeliling berharap menerangi
Menggerakan pena yang tercekik jari-jari
Mensiasati kertas yang belum terisi
Pena dan kertas bagai teman sejati
Yang setia kala sunyi dan sepi
Seperti jemari yang menari
Diatas pentas hamparan kertas ternodai
Lautan kata-kata yang menghiasi
Menjadi sebuah karya yang berarti

Hilang

oleh : Nita Juniati

Berjalan ku di alunan nafas
ku berlari 
tinggal kenangan
samar-samar ku dengan ajal Mu
kini ku tau
ini rasa ku
detak jantung ku seakan terhenti
ribuan cinta 
mengadu pada Mu
rasa-rasa ku akan kembali
nyata ku tau 
disamping ku hilang

Rabu, 13 November 2013

Tidak Sedang Jatuh Cinta

Oleh : Nita Juniati

Hanya sedang mencari seseorang yang sulit ditemukan.
Malu atau memalukan, aku pun tak pernah tau.
Baru akan berkenalan, namun sudah lari begitu saja.
Mencari senyum nya kesana kemari.
Hanya butuh penjelasan, tentang hobby nya.
Mungkin dia dapat membantu untuk menyelesaikan tulisan.
Namun semua salah menilai.
Aku tidak sedang jatuh cinta.

Rabu, 10 Juli 2013

test video clip.......

Ini kali yah yang dinamakan iseng-iseng berhadiah. Hahahaha... tapi hadiah nya bukan berupa penghargaan atau semacam kado apalah. Hadiahnya ya tentu karya, dari hasil ngelamun dan bosan akhirnya bisa menghasilkan sesuatu. Walaupun hasilnya gak luar biasa tapi ya setidaknya bisa dinikmatilah. Walaupun gak minta izin sama yang ngecover lagunya dulu, tapi gak apa-apa lah. ahahahahahaha selamat menikmati :)



Amburadul

Ini malu sekali rasanya, aku seakan diburu oleh segerombol cermin. Siapa diriku ini, yang tengah melamun didepan banyak orang yang hilir mudik. Setumpuk pikiran diotak ku, yang tengah membebani seluruh tubuh ini. Sakit.... ini jelas sakit, mengertilah ini benar-benar sakit. Aku lihat ada dia, melintas dihadap ku namun rasanya dia tak melihat ku.
Apa yang seharusnya menjadi fokus pikiran ku, semua seakan tak beres. Atau yang tidak beres ini memang tidak beres. Dia dimana dia ? Aku ingin sekali rasanya berteriak namanya, dan menyuruh dia untuk diam disampingku, namun namun namun dia tak pernah bisa ada disampingku. Dia terlalu sibuk, dia terlalu banyak urusan yang jelas tidak sama dengan ku. Aku diam aku hanya diam, aku cuma bisa diam. Mengertilah aku hanya diam. Tak banyak yang bisa ku kerjakan, selain menulis hal yang tidak jelas ini, aku jelas pusing ini sagat pusing, rasanya ingin sekali menangis, mengapa aku mengapa???? Aku sangat menyebalkan sekali, kenapa dengan aku ini.Kenapa? Aku sangat pusing sekali, aku tidak punya teman bercerita, tapi aku juga tidak bisa bercerita.
Apa ini maksudnya?
menceritakan hal yang amburadul seperti ini!!! Dasar ini terlalu amburadul.

Bandung, 10 July 2013

              Sahabat
                  di
               tempat


Assalamualaikum wr.wb

Hay, apa kabar? aku hanya sendiri dimalam yang sunyi, tentunya dikamar yang nyaman ini. Aku sungguh merasakan hal ganjil, tapi ini bukan horor seperti yang kau pikirkan. Hanya sebuah perasaan yang kurang saja. Sepertinya karena tidak bertemu dengan pujaan hati, hahahahahahahaha sial lagi-lagi menjadi pengagum rahasia. Pasti kau sedang menertawakan ku! Tapi, tertawa sajalah sepuasnya, aku sudah biasa dengan ledekan-ledekan kecil itu.
Dia semakin hebat saja, jauh berbeda dengan ku. Pekerjaan ku ya seperti ini, hanya bisa bercerita tentang rasa yang menggebu dalam hati. Tapi dia dapat menuliskan hal-hal luar biasa yang ia cari. Sungguh aku merasa sangat berada dibawah, ketika membaca tulisan-tulisan dia. Semakin kagum namun semakin membuat ku tahu diri siapa aku.
Kau pasti sudah bosan, mendengarkan aku menceritakan sesosok pujaan hati ku yang hebat itu. Tapi please untuk kali ini, aku benar-benar tidak bisa menahan kata-kata yang ingin terus membicarakannya. Hahahaha ya sepertinya aku sedang rindu berat. Dia yang tak pernah sedikitpun menyapa aku, dia yang tak pernah mempedulikan ku. Tapi tak apalah sudah bisa mengenalnya itu cukup buat ku. Aku tidak menyesali menyimpan rasa ini untuk orang yang belum tentu bisa ku miliki.
Ok..ok... mungkin aku cukupkan sekian saja, bercerita sedikit tentang pujaan hati ku. Ya... aku tahu kau sudah bosan dan tidak merespond pembicaraan ku lagi hahahahaha. Doakan aku tetap bisa tersenyum melihat dia bahagia. See you....... :)


Thaks very much


     Anonim

Rabu, 05 Juni 2013

Sholat Subuh Berjamaah

        Oleh : Nita Juniati

          "Allahuakbar allahuakbar..........." adzan subuh yang dikumandangkan laki-laki tua. Di mesjid bercat hijau dengan ruangan yang tidak terlalu besar. Rasa nyaman, damai, dan tentram terasa di dalamnya. Dengan kaligrafi yang menghiasi dindingnya.
          Terlihat laki-laki tua mendatangi mesjid untuk sholat subuh. Yang akhirnya hanya enam orang laki-laki tua yang melaksanakan sholat subuh berjamaah. Tak ada seorang pun pemuda yang datang untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. "Apa harus menunggu tua untuk rajin mengdatangi mesjid?" guyonan  seorang wanita yang tengah duduk mengamati.
          Mesjid yang ukurannya kecil pun terlihat luas. Tidak ada yang mengisi barisan-barisan kosong. Hanya satu barisan yang terisi. Suara yang tak lagi lantang dengan tubuh yang sudah renta masih memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan sholat berjamaah dimesjid.
          "Setiap adzan subuh, yang terdengar kebanyakan suara kakek-kakek. Jarang bahkan tidak pernah mendengar suara anak muda" Ujar warga sekitar mesjid. Jauh dari mesjid menjadi alasan seorang pemuda enggan untuk sholat subuh di mesjid seperti yang di ungkapkan seorang pemuda "Bukan nya gak mau kemesjid, tapi jauh kemesjidnya, terkadang suka telat bangun jadi lebih baik sholat di rumah aja" ujarnya sambil tertawa.
          "Membangun mesjid bukan hanya untuk menjadi penghias kampung, tapi yah harus di manfaatkan untuk beribadah. Mau yang tua mau yang muda, melangkahlah kemesjid dengan niat beribadah karena Allah" Ujar laki-laki tua yang ditemui dimesjid.  

Cambuk-cambuk Menerkam

        oleh : Nita Juniati

         Apa yang terjadi dengan malam ini. Seakan semua pembicaraan terngiang ditelinga ku dengan jelas. Seruan motivasi yang tengah bermain-main di pikiran dan hati ku. "Siapa mereka? orang-orang hebat yang ku temui dimana?" gumam ku dalam hati. Seakan mereka mendobrak kemalasan yang ada malam ini.
        Jemari ku terus menari-nari diatas huruf yang acak-acakan ini. Yang tak begitu memperhatikan arah yang kan ku bawa. Aku masih ingin bertanya tentang mereka yang membuat ku senang dengan kegiatan seperti ini.
       Orang-orang besar yang akan ku temui suatu saat nanti. Kini mencoba merangkul ku menuju impian besar. Menyemangati, memotivasi, mendorong, membangun mimpi-mimpi pasti. Ntah dimana harus ku mulai semangat besar yang sedang berkobar. Ntah kapan memulai menekuni untuk menggapai impian besar.
        Cambuk-cambuk hebat yang terus mencambuk ku keras. Bukan sakit yang terasa, tapi rasa ingin meraih yang semakin berkobar. Bara api pun rasanya terkalahkan dengan semangat luar biasa ini. "Hai orang-orang hebat, datang darimana kalian? mengapa kita baru bertemu malam ini? bukan kah sebelumnya kita saling berbicara, tapi mengapa kalian baru mencambuk ku sekeras ini?" tanya ku yang tak mendapati jawaban.
         Malam ini tak ku temui angin, yang membawa ku terbang. Malam ini tak ku temui dingin yang membawa ku mencair. Malam ini yang ku temui hanya api-api besar yang datang menjadi cambuk. Malam ini dan benar-benar hanya malam ini, mereka datang seperti menerkam ku habis-habisan.



Selasa, 28 Mei 2013

Segelas Teh Manis

Pagi hari yang sudah dihiasi dengan rintik-rintik hujan, membuat ku semakin terlelap tidur. Sepertinya diatas mataku ada tumpukan batu-batu besar, berat sekali untuk dibuka. Kembali ku tarik selimut, dan mencari posisi tidur yang pas. Hujan pagi ini seakan membawa ku menari-nari dalam dunia kemalasan, seperti tidak ada tugas yang menanti.
“Regi!” teriakan ibu yang selalu menjadi pembuka setiap pagi dalam cerita hari-hari ku. “Regita ayo cepat bangun, anak gadis jam sembilan pagi belum bangun! Mau jadi apa kamu? Ayo cepat bangun!” teriakan ibu yang semakin keras ditelinga, sambil menarik selimut ku.
Terbangunlah aku dari dunia kemalasan, dan aku bergegas kekamar mandi. Akhirnya semua nyawa sudah terkumpul, aku membuat segelas teh manis dan membawanya ke kursi depan rumah. Duduk manis memandangi tanaman di halaman depan rumah  yang basah karena tadi hujan, “selamat pagi” sapa ku tak tertuju. Kini waktu nya bermain bersama pulpen dan buku catatan kecil, membuat perencanaan untuk tugas liputan  siang nanti.
Aku Regita, salah satu mahasiswi di Universitas Negeri terkemuka di Kota Bandung. Dan aku mengambil jurusan jurnalistik, sehingga salah satu tugas yang harus ku kerjakan yaitu tugas liputan. Karena hari ini tidak ada kuliah, jadi ku manfaatkan saja waktunya untuk mengerjakan tugas liputan. Biasanya jika ada tugas liputan aku mengerjakan bersama-sama dengan teman, tapi kali ini aku akan mencoba mengerjakannya sendirian. Aku rasa aku pasti bisa, dan rencananya aku akan liputan kuliner Bandung. Aku segera mempersiapkan perlengkapan yang harus ku bawa seperti camera, pulpen, dan buku catatan.
Perjalanan pun ku mulai, dengan tujuan utama mendatangi tempat-tempat jajanan yang unik dan menarik. Setia budi menjadi incaran pertama ku, karena ada suatu hal yang membuat ku tertarik dengan kuliner di Setia budi. Mewawancarai pemilik dan pegawai setiap tempat jajanan yang kudatangi, selain itu tak lupa aku pun mewawancarai para pelanggan yang datang ke tempat jajanan tersebut. Kurang lebih tiga tempat jajanan yang menjadi sasaran tugas liputan ku, cukup melelahkan dan menantang keberanian ketika akan mewawancarai orang yang sebelumnya sama sekali tidak ku kenal. Keberanian menjadi salah satu modal menjadi seorang jurnalis.
Setelah berjam-jam mengerjakan tugas liputan rasanya cukup melelahkan, kebetulan disebrang sana ada warung yang menjual beragam minuman dan ku putuskan untuk sekedar beristirahat di warung itu. Seorang pelayan menghampiri ku “mau pesen apa teh manis?” tanya nya sopan kepada ku “oh enggak, jus sirsak  ada?” jawabku  sambil mencari tempat duduk yang kosong. “Dibungkus atau diminum disini?” tanya nya kembali sambil mengikuti ku  “disini aja segelas yah” jawabku sambil duduk di kursi yang sudah ku dapatkan.
“Segelas aja teh manis?” tanya nya kembali kepada ku. Aku hanya tersenyum kebingungan, apa barusan aku lupa mengatakan tidak memesan teh manis. Tak lama kemudian pelayan yang tadi pun kembali menghampiri sambil membawa pesanan ku  dan yang dia bawa benar-benar segelas jus sirsak bukan segelas teh manis, ntah lah kebingungan ku belum terjawab. Tanpa pikir panjang ku bayar saja jus nya, dan pelayan itu berkata “terimakasih teteh manis”.

Cerita Beda

         
   Kita punya cerita yang berbeda. Aku saja yang selalu memaksakan untuk menyamai cerita mu. Nyatanya kita tetap berbeda dan tak akan pernah sama. Kamu sengaja bertingkah lebih santai dan tak banyak bicara seperti ku, ya.... karena itu memang kamu. Dan aku selalu membuntuti mu dan bergerak mengikuti langkah mu, sepertinya itu pekerjaan ku yang sangat membuang-buang waktu.
             Jelas kita berbeda, jelas kita tak sama dan aku mulai bisa mengerti itu. Sekarang ku berani melepas mu jauh, pergi saja sesuka mu. Tak akan ada lagi roda dibelakang yang terus mengikuti gerakan mu. Ketika kita berbicara hal yang sama, sesungguhnya aku tak pernah mengerti itu. Sepertinya upaya ku menyukai apa yang kamu sukai tidak bisa berujung dengan baik.
            Ya sudah lah, kini malam yang semakin larut dan dahi yang sudah semakin mengkerut. Ku tegas kan sekali lagi kita punya cerita yang berbeda. Tapi kita punya satu harapan yang sama. Kita akan sama-sama mengetahuinya nanti.

Kamis, 23 Mei 2013

Jeruji

"ARGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHH" teriakan..

-nie :
"Kesal!!" berkali-kali kata itu terulang dari mulut manis itu. Semakin buta saja pandangan mata ku, melihat kejadian-kejadian gila yang di temui nya. Sedih sekali, melihat pilu wanita manis itu. Bibir ku sudah tak bisa menahan ingin berkata "Bodoh sekali, kau terlalu kegirangan atas semua perhatian busuk nya!". Sayang, aku masih punya hati. Hati yang terkadang berwarna kelabu, lalu berubah menjadi biru.
"RESAH" Jawab ku gundah, mendengar nya berkali-kali meneriakan perjodohan itu. Aku hanya memandang resah, pemilik hati yang tengah di ombang-ambing kebimbangan. Mencakar hati, menyobek kisah, lakukan lah wanita manis.
Hentikan! semua itu tak mengarah padanya. Rayuan-rayuan busuk itu, "LUPAKAN SAJA"...
Masih ada bintang di atas sana yang takan pernah hadir merobek pelangi.

Selasa, 21 Mei 2013

Ini Tentang Firasat

Dua hari ini pikiran ku tak lepas tertuju kepadanya. Berlari sedetikpun rasanya sulit untuk berhenti mengingat. Kata ku cukup jelas menyebut namanya dalam diam. Aku jelas ingin bertemu dengan nya. Entah apa yang membuat seluruh pikiran ku tertuju pada nya. firasat buruk yang terus menggerogoti pikiran dan hati.
Ini bukan masalah perasaan jatuh yang dalam. Sayang firasat itu buram tak sepenuhnya nampak. "Ini hanya omong kosong" pikir ku muak. Jelas sudah, keadaan diri yang semakin tak menentu. Dia yang terus nampak disela-sela senyum yang berubah menjadi redup. "Ada apa dengan nya?" tanya ku kesal dalam diam.
Aku yang tak pernah berani menyebut nama nya. Aku yang tak pernah berani menyapa nya. Aku hanya pecundang yang hanya diam dalam keheningan. Tapi ini tentang firasat, yang tak pernah salah. Sekali lagi ku perjelas "Ini tentang firasat!!!". Aku dapati jawaban nyata. Itu jelas ditelinga ku, menggaung dalam keheningan.
Dan ini tentang firasat. Untuk kesekian kali, aku harus tetap diam dalam hening. Firasat yang hadir dalam diri, tak bisa diterawang siapapun. Kalian hanya dapat mengira-ngira, tapi kejelasnya, hanya aku, manusia yang tahu. Ini tentang firasat, biarkan burung meneruskan kicauannya. Dia tetap disana, dan firasat tetap mengawasi gerak nya.
Hanya berharap "Baik-baik".

Minggu, 19 Mei 2013

Sebatang Rokok, Segudang Resiko

Oleh : Nita Juniati

Siapa yang tidak kenal dengan rokok? Warga Negara Indonesia (WNI) pasti sangat familiar dengan benda satu itu. Dunia mengakui bahwa Indonesia merupakan pasar rokok yang sangat besar. Industri rokok di Indonesia sangat berkembang dan rokok sebagai sumber devisa negara.  Berbicara rokok tidak bisa lepas dari tembakau sebagai bahan baku utama rokok kretek Indonesia. Permintaan dan harga jual daun tembakau relatif tinggi mendorong banyak petani Indonesia membudidayakan tembakau sebagai gantungan hidupnya.
                Tembakau komersial untuk rokok kretek umumnya berkadar nikotin tinggi. Menurut hasil penelitian, dalam konsentrasi yang tinggi, nikotin bersifat adiktif bagi perokok. Selama proses penuaan daun dan proses curing, nikotin juga dapat berubah menjadi nor-nikotin yang bersifat karsinogen pada mamalia.
                Nor-nikotin merupakan satu senyawa berbahaya dalam asap rokok dan pemicu terjadinya kanker paru-paru pada manusia. Dalam asap rokok, selain nor-nikotin terdapat senyawa  lain yang berbahaya bagi kesehatan perokok aktif dan pasif. Nikotin dapat mengubah fungsi dari otak dan tubuh serta dapat memperkuat dan menenangkan sang perokok. Namun seperti halnya alkohol, efek pertama yang  dirasakan semangat yang besar tetapi setelahnya akan merasa lelah.
Nikotin pada awalnya akan menyebabkan pelepasan adrenalin secara cepat. Dengan meningkatnya adrenalin,maka detak jantung akan kencang, peningkatan tekanan darah, dan pernapasan yang tidak teratur. Nikotin juga akan menahan munculnya hormon insulin. Karena kekurangan insulin maka tubuh manusia membutuhkan gula lebih banyak dari biasanya.
 Efek lainnya dari nikotin akan mengalami peningkatan metabolisme secara cepat. Yang membakar kalori yang terdapat pada tubuh manusia lebih cepat dari biasanya. Namun, turunnya kalori akibat merokok tidak membuat lebih sehat .  Justru hal itu dapat menyebabkan kolesterol yang akan melukai pembuluh darah sehingga tubuh manusia lebih mudah terkena serangan jantung dan stroke.
                Selain nikotin, tar (Tobacco Residue) pun terkandung di dalam rokok. Tar adalah racun yang terbentuk ketika rokok dibakar. Persentase tar sendiri akan berbeda-beda pada setiap merk rokok. Rokok dengan konsentrasi tar tertinggi memiliki lebih dari 22 mg tar pada setiap batangnya, sedangkan konsentrasi terkecil adalah sebesar 7 mg. Tar dapat ditemukan pada filter berupa padatan berwarna coklat setelah selesai merokok.
                Tar pada rokok adalah penyebab utama timbulnya kanker paru-paru, emphysema, dan bronchitis. Racun yang terdapat pada tar dapat melukai sel paru-paru dan terus membentuk tumor. Tar dapat melukai cilia pada paru-paru yang berfungsi sebagai lapisan pelindung paru-paru. Tidak hanya paru-paru, konsumsi tar berlebihan dapat menimbulkan masalah pada gigi yang dapat menyebabkan hilangnya gigi.
Bahaya rokok jelas terlihat dari kandungan-kandungan yang ada didalamnya.Sebatang rokok, yang dirasakan tidak terasa apa-apa ternyata mengadung segudang resiko seperti yang telah dipaparkan diatas. Bahaya rokok pun bukan hanya menyerang pada perokok aktif yang jelas-jelas menghisap rokok. Tetapi yang bukan perokok pun, kita sering menyebutnya dengan perokok pasif. Karena perokok pasif tidak menghisap secara langsung dari rokok nya tetapi menghisap asap rokok yang jelas-jelas juga membahayakan.
Padahal jika sama-sama kita amati. Rokok tidak terlalu banyak memberikan manfaat pada kita. Selain mengandung beberapa zat berbahaya, rokok pun dapat mengeruk uang saku kita. Ntah lah, setiap manusia memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda.  Apakah masyarakat Indonesia tidak cukup paham untuk sadar betapa bahayanya rokok?