Oleh
: Nita Juniati
Siapa yang tidak kenal dengan rokok? Warga Negara Indonesia (WNI)
pasti sangat familiar dengan benda satu itu. Dunia mengakui bahwa Indonesia
merupakan pasar rokok yang sangat besar. Industri rokok di Indonesia sangat
berkembang dan rokok sebagai sumber devisa negara. Berbicara rokok tidak bisa lepas dari
tembakau sebagai bahan baku utama rokok kretek Indonesia. Permintaan dan harga
jual daun tembakau relatif tinggi mendorong banyak petani Indonesia
membudidayakan tembakau sebagai gantungan hidupnya.
Tembakau
komersial untuk rokok kretek umumnya berkadar nikotin tinggi. Menurut hasil
penelitian, dalam konsentrasi yang tinggi, nikotin bersifat adiktif bagi
perokok. Selama proses penuaan daun dan proses curing, nikotin juga
dapat berubah menjadi nor-nikotin yang bersifat karsinogen pada mamalia.
Nor-nikotin
merupakan satu senyawa berbahaya dalam asap rokok dan pemicu terjadinya kanker
paru-paru pada manusia. Dalam asap rokok, selain nor-nikotin terdapat
senyawa lain yang berbahaya bagi kesehatan
perokok aktif dan pasif. Nikotin dapat mengubah fungsi dari otak dan
tubuh serta dapat memperkuat dan menenangkan sang perokok. Namun seperti halnya
alkohol, efek pertama yang dirasakan
semangat yang besar tetapi setelahnya akan merasa lelah.
Nikotin pada awalnya akan menyebabkan pelepasan adrenalin
secara cepat. Dengan meningkatnya adrenalin,maka detak jantung akan kencang,
peningkatan tekanan darah, dan pernapasan yang tidak teratur. Nikotin juga akan
menahan munculnya hormon insulin. Karena kekurangan insulin maka tubuh manusia membutuhkan
gula lebih banyak dari biasanya.
Efek lainnya dari
nikotin akan mengalami peningkatan metabolisme secara cepat. Yang membakar
kalori yang terdapat pada tubuh manusia lebih cepat dari biasanya. Namun,
turunnya kalori akibat merokok tidak membuat lebih sehat . Justru hal itu
dapat menyebabkan kolesterol yang akan melukai pembuluh darah sehingga tubuh
manusia lebih mudah terkena serangan jantung dan stroke.
Selain nikotin, tar (Tobacco Residue) pun terkandung di
dalam rokok. Tar adalah racun yang terbentuk ketika rokok dibakar. Persentase
tar sendiri akan berbeda-beda pada setiap merk rokok. Rokok dengan konsentrasi
tar tertinggi memiliki lebih dari 22 mg tar pada setiap batangnya, sedangkan
konsentrasi terkecil adalah sebesar 7 mg. Tar dapat ditemukan pada filter
berupa padatan berwarna coklat setelah selesai merokok.
Tar pada rokok adalah penyebab
utama timbulnya kanker paru-paru, emphysema, dan bronchitis. Racun yang terdapat
pada tar dapat melukai sel paru-paru dan terus membentuk tumor. Tar dapat
melukai cilia pada paru-paru yang berfungsi sebagai lapisan pelindung
paru-paru. Tidak hanya paru-paru, konsumsi tar berlebihan dapat menimbulkan
masalah pada gigi yang dapat menyebabkan hilangnya gigi.
Bahaya rokok jelas terlihat dari kandungan-kandungan yang
ada didalamnya.Sebatang rokok, yang dirasakan tidak terasa apa-apa ternyata
mengadung segudang resiko seperti yang telah dipaparkan diatas. Bahaya rokok
pun bukan hanya menyerang pada perokok aktif yang jelas-jelas menghisap rokok. Tetapi
yang bukan perokok pun, kita sering menyebutnya dengan perokok pasif. Karena perokok
pasif tidak menghisap secara langsung dari rokok nya tetapi menghisap asap
rokok yang jelas-jelas juga membahayakan.
Padahal jika sama-sama kita amati. Rokok tidak terlalu
banyak memberikan manfaat pada kita. Selain mengandung beberapa zat berbahaya,
rokok pun dapat mengeruk uang saku kita. Ntah lah, setiap manusia memiliki
pemikiran dan pandangan yang berbeda. Apakah masyarakat Indonesia tidak cukup paham
untuk sadar betapa bahayanya rokok?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar