Minggu, 19 Mei 2013

Sebatang Rokok, Segudang Resiko

Oleh : Nita Juniati

Siapa yang tidak kenal dengan rokok? Warga Negara Indonesia (WNI) pasti sangat familiar dengan benda satu itu. Dunia mengakui bahwa Indonesia merupakan pasar rokok yang sangat besar. Industri rokok di Indonesia sangat berkembang dan rokok sebagai sumber devisa negara.  Berbicara rokok tidak bisa lepas dari tembakau sebagai bahan baku utama rokok kretek Indonesia. Permintaan dan harga jual daun tembakau relatif tinggi mendorong banyak petani Indonesia membudidayakan tembakau sebagai gantungan hidupnya.
                Tembakau komersial untuk rokok kretek umumnya berkadar nikotin tinggi. Menurut hasil penelitian, dalam konsentrasi yang tinggi, nikotin bersifat adiktif bagi perokok. Selama proses penuaan daun dan proses curing, nikotin juga dapat berubah menjadi nor-nikotin yang bersifat karsinogen pada mamalia.
                Nor-nikotin merupakan satu senyawa berbahaya dalam asap rokok dan pemicu terjadinya kanker paru-paru pada manusia. Dalam asap rokok, selain nor-nikotin terdapat senyawa  lain yang berbahaya bagi kesehatan perokok aktif dan pasif. Nikotin dapat mengubah fungsi dari otak dan tubuh serta dapat memperkuat dan menenangkan sang perokok. Namun seperti halnya alkohol, efek pertama yang  dirasakan semangat yang besar tetapi setelahnya akan merasa lelah.
Nikotin pada awalnya akan menyebabkan pelepasan adrenalin secara cepat. Dengan meningkatnya adrenalin,maka detak jantung akan kencang, peningkatan tekanan darah, dan pernapasan yang tidak teratur. Nikotin juga akan menahan munculnya hormon insulin. Karena kekurangan insulin maka tubuh manusia membutuhkan gula lebih banyak dari biasanya.
 Efek lainnya dari nikotin akan mengalami peningkatan metabolisme secara cepat. Yang membakar kalori yang terdapat pada tubuh manusia lebih cepat dari biasanya. Namun, turunnya kalori akibat merokok tidak membuat lebih sehat .  Justru hal itu dapat menyebabkan kolesterol yang akan melukai pembuluh darah sehingga tubuh manusia lebih mudah terkena serangan jantung dan stroke.
                Selain nikotin, tar (Tobacco Residue) pun terkandung di dalam rokok. Tar adalah racun yang terbentuk ketika rokok dibakar. Persentase tar sendiri akan berbeda-beda pada setiap merk rokok. Rokok dengan konsentrasi tar tertinggi memiliki lebih dari 22 mg tar pada setiap batangnya, sedangkan konsentrasi terkecil adalah sebesar 7 mg. Tar dapat ditemukan pada filter berupa padatan berwarna coklat setelah selesai merokok.
                Tar pada rokok adalah penyebab utama timbulnya kanker paru-paru, emphysema, dan bronchitis. Racun yang terdapat pada tar dapat melukai sel paru-paru dan terus membentuk tumor. Tar dapat melukai cilia pada paru-paru yang berfungsi sebagai lapisan pelindung paru-paru. Tidak hanya paru-paru, konsumsi tar berlebihan dapat menimbulkan masalah pada gigi yang dapat menyebabkan hilangnya gigi.
Bahaya rokok jelas terlihat dari kandungan-kandungan yang ada didalamnya.Sebatang rokok, yang dirasakan tidak terasa apa-apa ternyata mengadung segudang resiko seperti yang telah dipaparkan diatas. Bahaya rokok pun bukan hanya menyerang pada perokok aktif yang jelas-jelas menghisap rokok. Tetapi yang bukan perokok pun, kita sering menyebutnya dengan perokok pasif. Karena perokok pasif tidak menghisap secara langsung dari rokok nya tetapi menghisap asap rokok yang jelas-jelas juga membahayakan.
Padahal jika sama-sama kita amati. Rokok tidak terlalu banyak memberikan manfaat pada kita. Selain mengandung beberapa zat berbahaya, rokok pun dapat mengeruk uang saku kita. Ntah lah, setiap manusia memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda.  Apakah masyarakat Indonesia tidak cukup paham untuk sadar betapa bahayanya rokok?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar