Rabu, 05 Juni 2013

Sholat Subuh Berjamaah

        Oleh : Nita Juniati

          "Allahuakbar allahuakbar..........." adzan subuh yang dikumandangkan laki-laki tua. Di mesjid bercat hijau dengan ruangan yang tidak terlalu besar. Rasa nyaman, damai, dan tentram terasa di dalamnya. Dengan kaligrafi yang menghiasi dindingnya.
          Terlihat laki-laki tua mendatangi mesjid untuk sholat subuh. Yang akhirnya hanya enam orang laki-laki tua yang melaksanakan sholat subuh berjamaah. Tak ada seorang pun pemuda yang datang untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. "Apa harus menunggu tua untuk rajin mengdatangi mesjid?" guyonan  seorang wanita yang tengah duduk mengamati.
          Mesjid yang ukurannya kecil pun terlihat luas. Tidak ada yang mengisi barisan-barisan kosong. Hanya satu barisan yang terisi. Suara yang tak lagi lantang dengan tubuh yang sudah renta masih memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan sholat berjamaah dimesjid.
          "Setiap adzan subuh, yang terdengar kebanyakan suara kakek-kakek. Jarang bahkan tidak pernah mendengar suara anak muda" Ujar warga sekitar mesjid. Jauh dari mesjid menjadi alasan seorang pemuda enggan untuk sholat subuh di mesjid seperti yang di ungkapkan seorang pemuda "Bukan nya gak mau kemesjid, tapi jauh kemesjidnya, terkadang suka telat bangun jadi lebih baik sholat di rumah aja" ujarnya sambil tertawa.
          "Membangun mesjid bukan hanya untuk menjadi penghias kampung, tapi yah harus di manfaatkan untuk beribadah. Mau yang tua mau yang muda, melangkahlah kemesjid dengan niat beribadah karena Allah" Ujar laki-laki tua yang ditemui dimesjid.  

Cambuk-cambuk Menerkam

        oleh : Nita Juniati

         Apa yang terjadi dengan malam ini. Seakan semua pembicaraan terngiang ditelinga ku dengan jelas. Seruan motivasi yang tengah bermain-main di pikiran dan hati ku. "Siapa mereka? orang-orang hebat yang ku temui dimana?" gumam ku dalam hati. Seakan mereka mendobrak kemalasan yang ada malam ini.
        Jemari ku terus menari-nari diatas huruf yang acak-acakan ini. Yang tak begitu memperhatikan arah yang kan ku bawa. Aku masih ingin bertanya tentang mereka yang membuat ku senang dengan kegiatan seperti ini.
       Orang-orang besar yang akan ku temui suatu saat nanti. Kini mencoba merangkul ku menuju impian besar. Menyemangati, memotivasi, mendorong, membangun mimpi-mimpi pasti. Ntah dimana harus ku mulai semangat besar yang sedang berkobar. Ntah kapan memulai menekuni untuk menggapai impian besar.
        Cambuk-cambuk hebat yang terus mencambuk ku keras. Bukan sakit yang terasa, tapi rasa ingin meraih yang semakin berkobar. Bara api pun rasanya terkalahkan dengan semangat luar biasa ini. "Hai orang-orang hebat, datang darimana kalian? mengapa kita baru bertemu malam ini? bukan kah sebelumnya kita saling berbicara, tapi mengapa kalian baru mencambuk ku sekeras ini?" tanya ku yang tak mendapati jawaban.
         Malam ini tak ku temui angin, yang membawa ku terbang. Malam ini tak ku temui dingin yang membawa ku mencair. Malam ini yang ku temui hanya api-api besar yang datang menjadi cambuk. Malam ini dan benar-benar hanya malam ini, mereka datang seperti menerkam ku habis-habisan.