Minggu, 14 April 2013

di Foto Jeung Top Score

Ditulis ku : Nita Juniati

           Ngalangkungan jalan nu ledok tur leueur. Langit nu tos hideung teu katembong biru. Ngarenghap bari nenangkeun hate, narimakeun kaelehan. Sagala usaha jeung do'a teu luepas dipiceun kitu wae, sumanget kudu tetep di cekel pikeun newak deui juara nu saenyana juara.
           Jurnalistik, panjeg ngibar dina hate. Kabeh jalma nyaksian permainan nu alus di cekel ku urang. Ngan kajayaan can waktu na kacekel. Tapi tetep urang kudu bisa narima, ikhlas jeung ridho Lillahitaa'la.
           Sahenteuna nu jadi top score aya di tim urang. Alhamdulillah kuring masih bisa difoto jeung top score. Sanajan seuri kapasa, ku sabab cape nu karasa.

Jumat, 12 April 2013

Tak Ada Waktu Cuci Piring

             Oleh : Nita Juniati

              Langit biru yang tak berubah jadi abu, memberi ku keterangan bahwa langit mendukung ku. Berjalan menyusuri setapak jalan yang tengah terhampar dihadap ku. Burung-burung berkicau dengan merdu dan suara jangkrik yang beradu. Sungguh apa yang harus ku lakukan terlebih dahulu. Berirama menemani perjalanan panjang yang tengah ku tempuh.
              Aku tak pernah tau mengapa rasanya semua terasa begitu cerah, dan memesona. Berlari dan meloncat-loncat kegirangan. Perasaan yang sedang berwarna merah jambu mungkin kah aku jatuh cinta? bersorak sorai mendapati senyum.
              Sesosok indah yang tengah bermain-main dipikiran ku. Senyum, tatapan, sapa, dan semua tentang nya. Ini cinta yang merangkul hati seakan semua menjadi terang benderang. Hampir semua waktu, ku habiskan untuk bercerita tentang sesosok senyum itu, berjalan seakan dia selalu hadir menemani. Cinta tergila yang tengah meratapi nasib ku. Lagu-lagu bahagia menjadi backsound  langkah perjalanan ku.
               Apa tak ada yang lebih indah dari ini? semua kelabu menjadi biru. Dunia ini seakan hanya ada dia dan aku. Tak ada hutan yang menyeramkan, yang ada hanya hutan berbunga cinta. Terpelosok aku di tempat rasa yang dalam ini, semua terhabiskan untuk memikirkan hal yang hanya menjadi pengharapan. Semua waktu tersita, untuk bercerita tentang cinta yang dalam ini.
               Bahkan kata  ku "sampai tak ada waktu untuk cuci piring". Karena cinta yang gila, menghabiskan banyak waktu untuk berharap dan bermimpi dalam khayal. Tak ada waktu untuk memikirkan sekeliling bahkan diri sendiri. "Cinta itu Indah, tapi bukan untuk disalah gunakan. Beri waktu untuk sekedar cuci piring." ujar ku tenggelam dalam malam.

Kamis, 11 April 2013

Percaya

 Oleh : Nita Juniati


Nie :
Bagaimana bisa aku mengerti sebuah perasaan yang tak pernah di ungkapkan. Jalanan yang panjang, tak bisa ku lalui jika ku tetap berdiam. Seharusnya aku tak pernah sadar tentang perasaan ini. Kau saja tak pernah mau bercerita dengan ku. Seakan tak ada lagi pemandangan yang bisa ku lihat selain mata mu. Pesona mu sungguh menggairahkan semangat ku. Tak henti-henti nya kau tak mengerti tentang tatapan dan raut senyum ku.
Kau seperti suka tak suka, kau seperti mau tak mau. Jangan-jangan kau hanya segenggam kisah yang terlanjur hidup di hamparan tanah. Aku tak mengerti apa yang kau maksud! Kau seakan datang dan hilang, tanpa pernah ku bisa memprediksi itu. Tingkah semau mu itu yang tak pernah bisa ku sukai. Ku terlanjur jatuh dalam pengertian perasaan ini. Jika harus memilih mungkin aku akan lebih berpihak pada sang diam dan tak tau apa-apa.
Percayalah langit kan tetap terang jika malam belum juga datang. Percayalah aku kan tetap setia jika kesabaran ku belum tergantikan. Kicauan burungpun kan tetap menemani dipagi hari, jika populasi burung tetap ada. Aku pun begitu nama mu kan tetap menemani pikiran ku, jika rasa itu tetap bersemayam di hati. Apa yang sesungguhnya kau ingin kan? Lihat aku dan perhatikan tingkah ku. Bagai daun-daun berguguran, yang berserakan di keseharian mu.
Anh:
Kau tau pagi segar?
Kau tau siang panas?
Kau tau malam gelap?
Kau tak tau teka-teki rasa yang terjadi!
Kini bukan waktu ku tuk bersuara, memberi pengertian di hati dan pikiran mu. Kini biarkan semua berjalan di koridor nya masing-masing. Aku akan tetap seperti ini, yang kan selalu menjadi teka-teki bagi siapa pun yang merasakan hal itu.
Aku punya mimpi, bukan sekedar rasa. Kau punya tanya, aku punya jawaban. Lihat saja satu persatu lengkah kaki ku, suatu ketika kau akan melihat kemana kaki ku menghadap. Begitupun dengan hati sang pemilik kaki.


Kini Aku

Oleh : Nita Juniati


Sosok hitam dihadap ku
Sosok terang di belakang ku
Mencekik asa yang kan terjatuh
Hadir ayunan tangan suci menjemput ku
Bias menggaung di daun telinga
Merobek lembaran cahaya
Meceraikan syair lalu ku, Ini aku benar-benar sakit
mengembara senja terobek angin
bayang-bayang gelap mengajak ku bermain
seolah menusuk jantung tanpa pedang
hati ku rapuh bagai balon udara pecah penuh hawa bertaburan
siapa kau?
meludahi ku digelap siang tak bersuara
kau pecut ku terbuang  ke hamparan sadis amukan Tuan..
lalu lalang ku hilang tanpa bayang
merauk jingga bertebar duka
engkau jauh layu terinjak
hanya Tuan merangkul indah bahu-bahu tangis