Selasa, 28 Mei 2013

Segelas Teh Manis

Pagi hari yang sudah dihiasi dengan rintik-rintik hujan, membuat ku semakin terlelap tidur. Sepertinya diatas mataku ada tumpukan batu-batu besar, berat sekali untuk dibuka. Kembali ku tarik selimut, dan mencari posisi tidur yang pas. Hujan pagi ini seakan membawa ku menari-nari dalam dunia kemalasan, seperti tidak ada tugas yang menanti.
“Regi!” teriakan ibu yang selalu menjadi pembuka setiap pagi dalam cerita hari-hari ku. “Regita ayo cepat bangun, anak gadis jam sembilan pagi belum bangun! Mau jadi apa kamu? Ayo cepat bangun!” teriakan ibu yang semakin keras ditelinga, sambil menarik selimut ku.
Terbangunlah aku dari dunia kemalasan, dan aku bergegas kekamar mandi. Akhirnya semua nyawa sudah terkumpul, aku membuat segelas teh manis dan membawanya ke kursi depan rumah. Duduk manis memandangi tanaman di halaman depan rumah  yang basah karena tadi hujan, “selamat pagi” sapa ku tak tertuju. Kini waktu nya bermain bersama pulpen dan buku catatan kecil, membuat perencanaan untuk tugas liputan  siang nanti.
Aku Regita, salah satu mahasiswi di Universitas Negeri terkemuka di Kota Bandung. Dan aku mengambil jurusan jurnalistik, sehingga salah satu tugas yang harus ku kerjakan yaitu tugas liputan. Karena hari ini tidak ada kuliah, jadi ku manfaatkan saja waktunya untuk mengerjakan tugas liputan. Biasanya jika ada tugas liputan aku mengerjakan bersama-sama dengan teman, tapi kali ini aku akan mencoba mengerjakannya sendirian. Aku rasa aku pasti bisa, dan rencananya aku akan liputan kuliner Bandung. Aku segera mempersiapkan perlengkapan yang harus ku bawa seperti camera, pulpen, dan buku catatan.
Perjalanan pun ku mulai, dengan tujuan utama mendatangi tempat-tempat jajanan yang unik dan menarik. Setia budi menjadi incaran pertama ku, karena ada suatu hal yang membuat ku tertarik dengan kuliner di Setia budi. Mewawancarai pemilik dan pegawai setiap tempat jajanan yang kudatangi, selain itu tak lupa aku pun mewawancarai para pelanggan yang datang ke tempat jajanan tersebut. Kurang lebih tiga tempat jajanan yang menjadi sasaran tugas liputan ku, cukup melelahkan dan menantang keberanian ketika akan mewawancarai orang yang sebelumnya sama sekali tidak ku kenal. Keberanian menjadi salah satu modal menjadi seorang jurnalis.
Setelah berjam-jam mengerjakan tugas liputan rasanya cukup melelahkan, kebetulan disebrang sana ada warung yang menjual beragam minuman dan ku putuskan untuk sekedar beristirahat di warung itu. Seorang pelayan menghampiri ku “mau pesen apa teh manis?” tanya nya sopan kepada ku “oh enggak, jus sirsak  ada?” jawabku  sambil mencari tempat duduk yang kosong. “Dibungkus atau diminum disini?” tanya nya kembali sambil mengikuti ku  “disini aja segelas yah” jawabku sambil duduk di kursi yang sudah ku dapatkan.
“Segelas aja teh manis?” tanya nya kembali kepada ku. Aku hanya tersenyum kebingungan, apa barusan aku lupa mengatakan tidak memesan teh manis. Tak lama kemudian pelayan yang tadi pun kembali menghampiri sambil membawa pesanan ku  dan yang dia bawa benar-benar segelas jus sirsak bukan segelas teh manis, ntah lah kebingungan ku belum terjawab. Tanpa pikir panjang ku bayar saja jus nya, dan pelayan itu berkata “terimakasih teteh manis”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar