
Ini bukan masalah perasaan jatuh yang dalam. Sayang firasat itu buram tak sepenuhnya nampak. "Ini hanya omong kosong" pikir ku muak. Jelas sudah, keadaan diri yang semakin tak menentu. Dia yang terus nampak disela-sela senyum yang berubah menjadi redup. "Ada apa dengan nya?" tanya ku kesal dalam diam.
Aku yang tak pernah berani menyebut nama nya. Aku yang tak pernah berani menyapa nya. Aku hanya pecundang yang hanya diam dalam keheningan. Tapi ini tentang firasat, yang tak pernah salah. Sekali lagi ku perjelas "Ini tentang firasat!!!". Aku dapati jawaban nyata. Itu jelas ditelinga ku, menggaung dalam keheningan.
Dan ini tentang firasat. Untuk kesekian kali, aku harus tetap diam dalam hening. Firasat yang hadir dalam diri, tak bisa diterawang siapapun. Kalian hanya dapat mengira-ngira, tapi kejelasnya, hanya aku, manusia yang tahu. Ini tentang firasat, biarkan burung meneruskan kicauannya. Dia tetap disana, dan firasat tetap mengawasi gerak nya.
Hanya berharap "Baik-baik".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar